Selasa, 08 Mei 2012

elephantiasis (kaki gajah)






Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).


Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.
gejala awal penyakit kaki gajah atau elephantiasis :
  • Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya.  

Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :
  • Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat

  • Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit

  • Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)

  • Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah

  • Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema) 

salah satu penyebab dari elephantiasis yaitu parasit Wuchereria bancrofti .

morfologi dari parasit ini yaitu :
Cacing dewasa: berbentuk memanjang seperti rambut (hair like), warna transparans, bentuk filariform dengan ujung meruncing sedikit demi sedikit. Cacing jantan dan betina didapatkan saling melingkar di dalam habitatnya dan sukar untuk dilepaskan.
Jantan : Ukuran 25-40 X 0,1 mm, bagian posterior melengkung ke ventral dan mempunyai spiculae
Betina : Ukuran 80-100 X 0,25 mm.
Life span : kurang lebih 5-10 tahun.





Mikrofilaria :
Gambar mikro filaria W.bancrofti
Setelah dilahirkan oleh induknya dalam saluran lymphe, mereka akan menemukan jalannya menuju saluran lymphe utama dan akhirnya berada dalam aliran darah tepi. Morfologi mikrofilaria dapat diamati dengan baik dengan mengambil darah penderita, dan dibuat sediaan tetes tebal yang diwarnai dengan Wright/Giemsa. Pada sediaan yang baik akan terlihat mikrofilaria sebagai suatu bentukan silinder memanjang. Ciri-ciri khas dari mikrofilaria Wuchereria bancrofti sbb :
  • Ukuran kurang lebih 290 X 6 mikron
  • Terbungkus oleh suatu selaput hialin (hyaline sheath), tetapi pada pengecatan dengan Giemsa
  • sheath ini jarang nampak dan hanya nampak pada pengecatan yang pekat.
  • Curva tubuhnya halus dan tak mempunyai lekukan tubuh sekunder (secondary kink negatif)
  • Tubuhhya terisi oleh body nuclei yang tersebar merata, nampak seolah-olah teratur.
  • Pada ujung anterior terdapat bagian yang bebas dari body nuclei, disebut cephalic space yang
  • ukuran panjangnya kurang lebih sama dengan lebarnya (Cephalic space ratio 1 : 1).
  • Ujung posterior tidak mengandung body nuclei (Terminal nuclei negatif)



Cara Infeksi :
  • Melalui inokulasi (gigitan) nyamuk betina. (Culex, Aedes, Anopheles), di India dan China : Culex fatigans, di Kepulauan Pasific : Anopheles punctulatus
  • Bentuk infektif untuk manusia larva stadium III
  • Portal of entry : kulit

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar